Category: Terbitan

Islam
Rizki Amalia Affiat

Refleksi Surah Qaf: Melawan Politeisme Sekuler dan Pluralisme Kebenaran (Bagian 2)

            Manusia di era postmodern dijejali pelipur lara berbasis “rasionalisme-humanisme” yang mengusung norma baru berupa tafsir kebebasan atas apapun. Selama kebebasan itu tidak mengganggu hak hidup orang lain. Namun, epistemologi ini tak lagi cukup dengan mengusung norma kebebasan individu, tapi juga menyertakan supremasi subjektivitas individu. Inilah problem baru ancaman eksistensial kita. Atas nama melawan “penindasan” dari apapun–dan oleh siapapun, individu

Read More
Tabuh
Azhar Irfansyah

Apakah Kaudengar Nyanyian Kaum Buruh?

“Do you hear the people sing? Singing the song of angry men? It is the music of the people Who will not be slaves again!” Les Miserables Saya tidak bisa tidak terpukau oleh arak-arakan massa kaum buruh. Di mana pun kaum buruh berbaris, berarak-arakan, membawa panji-panji serikatnya dan meneriakkan slogan-slogan, maka di situ saya akan selalu tergugah dan merasa terpanggil

Read More
Demo warga menolak pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Wae Sano, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Februari 2019 (Sumber: mongabay.co.id/Sunspirit for Justice and Peace)
Artikel
Biro Penelitian Rumah Baca Aksara

Wajah Industri Ekstraktif Flores dalam Ekonomi Politik Ruang Kapitalisme

Tulisan ini merupakan upaya menggugat dan membongkar kerja kapitalisme dalam politik pembangunan ekspansi industri pertambangan dan geothermal di Flores. Melalui tulisan ini, kami mengajukan beberapa pertanyaan untuk menantang narasi-narasi arus utama yang digunakan oleh negara bersama pemodal (kapitalisme) dalam isu serapan tenaga kerja, kemajuan, penurunan kemiskinan, dan kesejahteraan pada masyarakat yang melingkupi kebijakan dan praktik ekspansi industri pertambangan dan geothermal.

Read More
Perempuan Marind saat bekerja dengan membawa karung.
Artikel
Rassela Malinda

Kisah dari Bevak: Reproduksi Sosial Perempuan Marind di Industri Raksasa Pangan dan Energi

Tahun 2008, kita dihadapkan pada krisis pangan global ketika harga gandum meningkat 127 persen, beras 170 Persen, jagung melonjak hingga tiga kali lipat harga semula,  dan 963 juta orang diprediksi menjadi korban kelaparan dunia (FAO, 2008). Sebagai respon atas krisis pangan tersebut, pemerintah Indonesia menjatuhkan pilihan kebijakannya pada program perluasan lahan pertanian dalam skala masif atau ekstensifikasi, salah satunya melalui

Read More