
Tarom
Matanya sembab memerah. Bola mata abu-abunya bergetar-getar menjalari langit-langit kelopak matanya. Jantungnya enggan berirama syahdu, semakin menggebu. Telinganya sedikit-sedikit bergerak tak mau tertinggal sepatah kata pun dari sumber suara itu. Suara bising tronton yang melintasi jalan rusak di seberang surau, membuatnya bergerak mendekatkan telinga ke sumber suara. Selepas mendengar khotbah suci itu, ia bergegas pulang. Seperti biasa, ia berjalan tertatih,